JAKARTA – Laga final leg kedua AFF Suzuki Cup 2010 memang bukan hanya memberikan kenangan pahit bagi timnas Indonesia, tapi juga untuk Ketua Umum PSSI Burdin Halid.
Kemenangan 2-1 yang dipetik skuad Garuda atas Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010) malam tadi, memang tak cukup untuk mengantar Firman Utina dkk tampil sebagai juara. Kekalahan 3-0 di Bukit Jalil, tiga hari sebelumnya, memaksa Indonesia merelakan trofi juara direbut Safiq Rahim dkk dengan agregat 4-2.
Terlepas dari kegagalan timnas berjaya di AFF Suzuki Cup 2010, hasil ini ternyata juga berdampak pada posisi Nurdin Halid sebagai pimpinan otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia.
Selepas laga, seluruh fans Garuda yang kecewa kompak meneriakkan yel-yel , Nurdin turun… Nurdin turun.. Nurdin turun… Cemoohan fans juga tak bisa dibendung kala nama pria asal Bugis ini disebut dalam acara pemberian trofi.
“Ya, Nurdin harus bertanggung jawab atas kegagalan timnas. Dia harus mundur, karena terbukti tak becus mengurus timnas,” curhat Eki, seorang pendukung timnas yang kecewa.
“Dia harus bertanggung jawab, mulai dari masalah buruknya pelayanan tiket, hingga membawa olahraga ke panggung politik dengan membawa para pemain ke acara-acara yang tidak penting. Intinya dia harus mundur,” lanjut warga Menteng yang harus duduk menumpang di tribun khusus wartawan lantaran, tak mendapat kursi padahal membeli tiket seharga 1 juta (VVIP).
Ya, sejak tampil sepanjang babak penyisihan grup hingga melaju ke final, para timnas Indonesia memang bak diperlakukan bak selebritis. Mereka pun kerap diajak untuk menghadiri acara-acara yang cukup menyibukkan dan tidak berkaitan langsung dengan sepak bola.
Pelatih Alfred Riedl sendiri sempat mengakui, bila kekalahan 0-3 Indonesia atas Malaysia pada pertemuan pertama di Bukit Jalil, Minggu lalu, tak lepas dari faktor nonteknis. Pelatih Australia menilai, porsi kelewat berlebihan yang diberikan media massa dan PSSI sedikit-banyak telah mengganggu konsentrasi anak asuhnya.