Sejak akhir 1960-an sudah mulai tumbuh perjuangan kaum perempuan
untuk melawan penindasan berdasarkan jenis kelamin. Di seluruh dunia, jutaan perempuan terutama kaum muda-pelajar, pekerja dan ibu rumahtangga-telah menolak beberapa dari pandangan paling fundamental atas penindasan terhadap mereka yang telah berlangsung berabad lamanya
Amerika adalah negara pertama dimana radikalisasi perempuan muncul sebagai fenomena massa. Ribuan kelompok pembebasan perempuan bermunculan dan puluhan ribu perempuan dimobilisir pada tanggal 26 Agustus 1970 dalam demonstrasi untuk memperingati perayaan ke 50 kemenangan perjuangan perempuan Amerika untuk mendapat hak pilih
Tetapi gelombang kedua perjuangan perempuan di Amerika Utara dalam pengembangannya tidak terpisah dan terisolasi, seperti kemunculan gerakan pembebasan perempuan yang segera terlihat di negara-negara kapitalis maju. Pada awal 80-an hal ini telah menjadi fenomena internasional, bahkan hingga menyebar, ke negara-negara dunia ketiga
Di Australia, seperti juga di negara-negara kapitalis maju lainnya, gerakan pembebasan perempuan berkembang seiring dengan eskalasi gerakan kelas buruh dan kelas tertindas lainnya. Eskalasi ini terjadi dalam berbagai bentuk, dari pemogokan buruh hingga hak untuk mogok (seperti pada pemogokan yang menentang dipenjarakannya Clarrie O’Shea, seorang ketua serikat buruh di tahun 1969), perjuangan atas persamaan upah bagi perempuan dan hak atas kerja tetap bagi perempuan yang sudah berkeluarga, memperjuangkan suku Aborigin menentang rasism, melakukan demonstrasi massa menentang kebijakan Australia dalam perang imperialis di Vietnam
Meskipun gerakan pembebasan perempuan dimulai dari perempuan dari kalangan pelajar dan profesional, namun isi tuntutan yang dikombinasikan dengan berbagai kontradiksi dalam sistem kapitalis, telah mampu memobilisir berbagai lapisan. Hal ini kemudian mempengaruhi kesadaran, harapan dan aksi-aksi dari seksi yang signifikan atas kelas pekerja, yaitu laki-laki dan perempuan
Tetapi sebenarnya kelahiran gerakan pembebasan perempuan terpisah dari organisasi massa yang telah ada seperti kelas pekerja yang kemudian mulai merespon fenomena baru ini. Perkembangan gerakan perempuan kemudian menjadi faktor penting dalam perjuangan politik dan ideologi untuk meruntuhkan kekuasaan kaum borjuis dan agen-agen politiknya dalam kelas pekerja
Radikalisasi baru dari kaum perempuan ini telah memberikan gejolak pada ekonomi, sosial, ideologi dan politikal yang berimplikasi pada perjuangan melawan penindasan dan penghisapan kapitalis
Dari negara ke negara, kaum perempuan telah ikut berperan besar dalam kampanye menentang isu reaksioner kontrasepsi dan aborsi, hukum perkawinan yang menindas, fasilitas penitipan anak yang memadai dan pembatasan legal atas persamaan. Mereka menggunakan banyak metode dari berbagai sudut pandang dalam mengekspose seksisme-dari politik, pekerjaan, pendidikan hingga hal yang paling pribadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan rumahtangga yang berat dan membosankan, hingga kekerasan yang menimpa kaum perempuan baik di rumah maupun di jalan
Kaum perempuan menolak bentuk spesifik penindasan dibawah kapitalisme dan mempertanyakan pembagian peran tradisional atas kerja antara perempuan dan laki-lakiyang dipindahkan dari rumah ke pabrik. Mereka dengan tegas menjalankan program aksi untuk membuka seluruh ruang yang tertutup bagi perempuan dan menghancurkan diskriminasi yang telah berlangsung selama berabad-abad
Mereka bersikukuh untuk mempergunakan hak mereka untuk ikut berpartisipasi dalam politik, ekonomi, sosial dan budaya, pendidikan yang setara, kesempatan yang sama dalam mendapatkan pekerjaan, upah yang sama untuk kerja yang sama
Agar tuntutan ini bisa terpenuhi, kaum perempuan mencari cara untuk mengakhiri kerja-kerja domestik. Mereka menuntut agar pekerjaan rumahtangga disosialisasikan dan tidak lagi dianggap sebagai ‘tugas perempuan’. Kesadaran yang harus dibentuk adalah bahwa masyarakat sebagai kebalikan dari unit individu keluarga, harus bertanggungjawab atas orang muda, tua dan yang sakit
Gerakan pembebasan perempuan memusatkan perlawanan untuk menentang penggolongan aborsi sebagai tindakan melawan hukum dan memungkinkan bagi seluruh perempuan. Jutaan kaum perempuan menganggap bahwa hak untuk mengontrol tubuh mereka, menentukan pilihan kapan dan berapa banyak anak yang ingin dilahirkan adalah pra kondisi bagi pembebasan mereka
Beberapa tuntutan ditujukan pada penindasan yang secara spesifik menimpa kaum perempuan dalam sistem keluarga dan terpancang dalam aturan kelas masyarakat. Mereka mengindikasikan bahwa derajat perjuangan pembebasan perempuan adalah perjuangan untuk mentransformasikan seluruh hubungan sosial antar manusia dan menempatkannya pada posisi yang baru dan lebih tinggi
Selama berabad-abad penindasan perempuan telah menjadi gambaran yang esensial dari kelas masyarakat. Tetapi kerja-kerja untuk menumbangkan penyebabnya maupun pengaruhnya tidak dapat dilakukan dalam skala besar sebelum ada transisi dari kapitalisme ke sosialisme demokratik
Tugas mendesak dari perjuangan pembebasan perempuan adalah mereorganisasi seluruh masyarakat dari unit represif terkecil-keluarga-hingga yang terbesar-negara. Pembebasan perempuan membutuhkan restrukturisasi yang berkelanjutan atas institusi produksi dan reproduksi dalam masyarakat untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial dan memantapkan seluruh eksistensi manusia tanpa revolusi sosialis, kaum perempuan tidak mungkin mendapatkan pra kondisi bagi pembebasan mereka. Tanpa kesadaran dan partisipasi luas kaum perempuan, kelas pekerja tidak mungkin dapat melakukan revolusi sosialis dan menjadikannya masyarakat tanpa kelas