Notification

×

Kategori Berita

Tags

Iklan

Patung Stalin Kembali Diledakkan

Minggu, 02 Januari 2011 | Januari 02, 2011 WIB Last Updated 2012-01-07T22:55:00Z
KIEV, KOMPAS.com- Partai Komunis Ukraina menilai apa yang dilakukan kelompok ekstremis dengan meledakkan patung pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin sebagai tindakan terorisme. Peledakan patung Stalin itu sendiri terjadi pada malam pergantian tahun kemarin.
Patung Stalin di kota Zaporizhia itu baru ditempatkan pada Mei lalu dan menyebabkan kontroversi sehingga suhu politik di Ukraina memanas. Untuk diketahui, di negara eks Uni Soviet ini  masih terbagi antara kaum nasionalis barat dan fraksi timur yang cenderung mendukung Rusia, karena kaitan sejarah dengan Soviet.
"Seorang kriminal menerobos masuk daerah markas regional Partai Komunis, dan memasang bom waktu yang meledak setelah beberapa menit terpasang." Demikian pernyataakn Partai Komunis. "Patung Stalin hancur akibat dari ledakan tersebut," lanjut pernyataan partai tersebut.
Mereka juga mengatakan bahwa ledakan tersebut menyebabkan kerusakan serius pada bangunan, tetapi tidak ada korban jiwa. "Kami menganggap ini sebagai aksi terorisme dan sebuah tantangan dari kelompok ekstrim sayap kanan," tambahnya.
Ledakan tersebut terjadi pada malam tahun baru pukul 22.40 waktu setempat atau ppukul 03.40 Sabtu WIB.
Patung yang sama telah rusak berat pekan lalu akibat ledakan yang diklaim oleh kelompok nasionalis Tryzub (Tombak bermata tiga) yang menuduh Stalin sebagai "penjagal rakyat Ukraina dan teroris internasional."
Saat itu, masih ada yang meragukan keadaan asli dari patung tersebut karena kaum komunis menutupi dengan kain putih supaya tidak terlihat kerusakan yang terjadi. Namun, sudah tidak menjadi misteri lagi karena foto patung akibat ledakan tersebut sudah tersebar, yang hanya menunjukkan tiang alas saja.
Stalin merupakan sosok yang dibenci oleh kebanyakan orang Ukraina. Sebab, dia membiarkan secara sengaja kematian jutaan warga Ukraina pada 1930-an akibat bencana kelaparan yang dikenal "Holodomor." Kaum nasionalis menganggap kejadian tersebut sebagai insiden genosida.
×