Uang atau Sirkulasi Komoditi
Seksi 1. Ukuran dari NILAI
Apabila uang digunakan sebagai ukuran nilai, tidaklah diperlukan adanya emas yang sesungguhnya (seperti kita dapat mengatakan sesuatu itu sekaki panjangnya tanpa memegang ukuran yang sekaki panjangnya). Tapi, bagaimanapun, nilai dari komoditi dinyatakan dalam istilah-istilah kuantitas emas secara fisik. Misal, seton besi dapat sama nilainya dengan (berisi tenaga kerja sebanyak) dua ons emas. Karena persamaan mungkin, maka emas sendirei punya nilai.
Pada prakteknya, harga atau nilai tidaklah dinyatakan dalam ons emas, tetapi di dalam unit-unit yang konvensional seperti pound sterling, dollar, francs dan sebagainya. Didalam sistem yang berdasar pada emas, standar harga (misalkan pounsterling) adalah nama yang diberikan sejumlah emas tertentu secara fisik. Di Inggris di zaman Marx, satu ons emas sama dengan pounsterling 317s 10,5d. Sehingga satu ton besi sama nilainya dengan dua ons emas. Nilainya dapat dinyatakan dengan pounsterling 715s 9d (=2 x Pounsterling 317s 10,5d ). Perubahan nilai emas tidak akan merubah standar-standar harga, tapi ia akan merubah nilai yang ia wakili. Difinisi yang legal dari standar harga di fihak lain, tidak akan merubah nilai sesungguhnya dari sesuatu apa saja. Ia hanya menentukan nama dari unit ukuran..
Harga-harga uamha dapat naik atau turun, baik karena nilai komoditi yang terkait yang berobah, atau karena perobahan nilai emas. Harga komoditi juga dapat menyimpang dari ekwivalensi emas karena nilainya. Sebuah sistem produksi komoditi tidaklah dikontrol oleh kekuasaan sentral apapun dan mekanisme pasar memerlukan fluktuasi harga. Kelebihan produksi akan mengoreksinya dan akan membawa harga-harga menurun. Pada beberapa tulisan awal Marx, masalah yang ia kemukakan, jelas. Ia mengkritik ide bahwa harga-harga haruslah sedikit ditetapkan supaya cocok dengan nilai-nilainya. Hukum-hukum dari sistem pasar “memaksa diri mereka sendiri hanya sebagai alat dari ketidak teraturan yang tanpa hukum sehingga mengkonpensasi satu sama lain” (hal.102)
Sebuah catatan tertang terminologi disini dapat menghindarkan kekacauan kemudiannya. Orang tidak seharusnya secar kaku mengatakan bahwa sesuatu komoditi punya nilai x pounsterling, tetapi katakanlah bahwa nilainya sama dengan yang berisikan sejumlah emas yang diwakili oleh x pounsterling. Substansi nilai adalah kerja, bukan emas. Marx kadangkala (tidak selalu) sangat berhati-hati menguraikan hal-hal ini. Sebuah pernyataan bahwa harga-harga adalah (atau tidak) sama dengan nilai-nilai, atau seimbang dengan nilai-nilai, seharusnya dibaca bahwa harga-harga uang sama cocok (atau tidak cocok) dengan nilai yang sama. Sebagaimana diperlihatkan Marx didalam Bab1, ada soal apa maka seberapa banyak sebuah komoditi dipertukarkan dengan yang lainnya.
Apabila pemilik komoditi menjual komoditinya dan lalu membeli sesuatu yang lain, ia pertama-tama mendapatkan uang. Disini uang lalu menjadi seperti alat sirkulasi. Marx mengungkapkan hal itu dalam rumus C-M-C. Rumus itu memperlihatkanperubahan yang beruntun dari nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Mula dengan komoditi (C), lalu ditukar dengan uang (M) dan selanjutnyaditukarkannya lagi dengan berbagai komoditi (C, yang kedua). Harga yang dapat diperoleh penjual; dari produk yang dijualnya ditentukan oleh persaingan di pasar. Artinya, oleh suatu proses sosial yang bebas dari keinginan orang perorangan tertentu.
Apabila pemilik komiditi menjual komoditinya seluruhnya , ia harus menemukan pembeli yang punya uang. Pembeli ini , pada gilirannya mendapatkan uang dengan menjual ia punya produk kepada orang lain dan begitu seterusnya . setiap pertukaran yang sederhana selalu berkaitan dengan orang orang lain , yang membuat komoditi beredar .
Sesudah menggambarkan bagaimana komoditi itu beredar , marx disamping menerima juga menolaknya. Hukum –hukum saya ( sebagaimana ia menamakannya kemudian )…. Dogma yang kekanak-kanakan dan, karena setiap pembelian adalah penjualan, maka itu, sirkulasi komoditi memerlukanekwilibrium atau keseimbangan dari pembelian dan penjualan. ( hal 113) .Jika ini benar, itu akarnya berarti suatu kelebihan produksi , pada umumnya ( relatip hubungan permintaan dengan permintaan ) akan menjadi tidak mungkin . maka itu tidak akan ada apa yang disebut `krisis` . Hal yang akan dibahas Marx kemudian.
Apa yang telah dikatakan hukum saya pada umumnya telah diterima oleh para ahli ekonomi non Marxis sampai pada tulisan-tulisan Keynes di tahun 1930 –an tidak dapat disangkal bahwa krisis-krisis muncul. Tapi pada umumnya diangaap sebagai campur tangan halus dari mismanajemen keuangan atau kesalahan dalam pengaturan upah dan harga serta sistim pasar.
Marx sudah tentu tidak menyangkal bahwa setiap penjualan berarti juga suatu pembelian . Ia hanya menunjukkan bahwa tidak dengan sendirinya setia calon penjual selalu akan menemukan pembeli . Manakala mereka ingin menyimpan uangnya , yang lain tidak akan menemukan pembeli dan mereka tidak dapat menjual barangnya . Kemungkinan yang logis dari padanya adalah munculnya sebuah krisis . Namun Marx juga mengatakan panjang jalan yang harus ditempuh untuk sampai pada suatu krisis yang benar-benar akan terjadi manakala ia telah mempunyai syarat-syaratnya . Komoditi dihasilkan diluar proses sirkulasinya ia akan bertindak selaku sabuk penerima dari produsen ke konsumen . Sementara itu uang ( sabuk penerima ) beredar dari tangan ketangan untuk mengangkutnya dalam sirkulasi bergantung pada volume pertukaran dan harga uang dari komoditi . kemudian Marx mengedapankan masalah kecepatan dari sirkulasi , rate dari uang yang beredar sebagai paktor penentu tambahan dari permintaan jumlah uang untuk sirkulasi . Jika uang yang beredar dua kali lebih cepat , maka hanya setengah dari permintaan uang untuk sirkulasi – bagi barang-barang yang tersedia untuk sirkulasi itu.
Seandainya nilai emas jatuh , sebab ia bisa di produksi secara lebih murah , maka lebih banyak emas yang diperlukan untuk mewakili nilai yang sama ( harga-harga dalam bentuk emas akan menjadi lebih tinggi ), sehingga lebih banyak uang diperlukan dalam sirkulasi. Bagaimana maka menjadi begitu ? Mula-mula , produksi emas murah , tetapi harga uang tetap seperti sebelum-sebelumnya . Sehingga lebih banyak emas di produksi dan dipertukarkan untuk komoditi lain. Permintaan ekstra ini mendorong naiknya harga-harga . Dan akibat-akibatnya menyebar keseluruh sistim . Lalu harga-harga semakin tinggi . Jumlah uang yang beredar semakin besar . Sampai tercapai keseimbangan baru . Nilai emas dan besarnya volume pertukaran , secara bersama –sama akan menentukan sirkulasi jumlah emas ( uang ) yang beredar . Disini Marx menyerang` teori kwntitas uang ` ( lebih luas diterima dari pada sekarang ) , dimana kwantitas uang beredar nilainya. Menurut sebab dan akibat maka jalan yang lain yang ditempuhnya. Argumentasi Marx, tentu saja hanya diterapkan pada komoditi (emas) uang. Dan tidak pada mata uang kertas biasa yang kini telah tak dapat ditukarkan.
Uang logam , aslinya hanyalah potongan logam-logam mulia yang sudah distandarisasi .Namun ia punya kemungkinan untuk menggantikan logam atau uang kertas yang punya dukungan pemerintah, sehingga ia dapat beredar dan menggantikan kedudukan emas sebagaimana diminta oleh atau dalam peredaran. Manakala sejenis uang kertas dikeluarkan secara berlebihan, maka nilainya da;lam pertukaran akan merosot secara proporsional. Teori kuantitas ini, tampaknya berhasil diterapkan akhirnya, namun hanya untuk uang kertas . tidak emas.
Seksi 3
UANG
Uang dapat ditimbun (diakumulasi seperti persediaan emas yang statis) tanpa mengganggu sirkulasi, karena emas tetap di produksi dan dapat di peroleh para penimbun didalam pertukaran dengan komoditi lain. Timbunan-timbunan uang itu menjalankan sesuatu fungsi, sebab sirkulasi bergantung pada volume pertukaran dan harga uang dari komoditi. Kemudian Marx mengedapankan masalah kecepatan dari sirkulasi, rate dari uang yang beredar sebagai faktor penentu tambahan dari permintaan jumlah uang untuk sirkulasi . Jika uang yang beredar dua kali lebih cepat, maka hanya setengah dfari permintaan uang untuk sirkulasi- bagi barang-barang yang tersedia untuk sirkulasi itu.
Seandainya nilai emas jatuh , sebab ia bisa diproduksi secara lebih murah, maka lebih banyak emas yang diperlukan untuk mewakili nilai yang sama ( harga-harga dalam bentuk emas akan lebih tinggi ) , sehingga lebih banyak uang diperlukan dalam sirkulasi . Bagaimana mereka menjadi begitu ? Mula-mula , Produksi emas murah , tapi harga-harga uang tetap seperti sebelumnya , sehingga lebih banyak emas diproduksi dan dipertukarkan untuk komoditi lain. Permintaan extra ini mendorong naiknya harga-harga . Dan akibat-akibatnya menyebar keseluruh sisitim . Lalu harga –harga semakin tinggi . Jumlah uang yang beredar semakin besar. Sampai tercapai keseimbangan baru . Nilai emas dan besarnya pertukaran baru , secara bersama-sama akan menentukan sirkulasi jumlah emas ( uamg ) yang beredar, Disini Marx menerang ` teori kuantitas uang` ( lebih luas diterima dari pada sekarang ) , dimana kwantitas uang beredar yang menentukan nilainya . Menurut sebab dan akibat maka jalan yang lain yang ditempuhnya. Argumentasi Marx, tentu saja hanya diterapkan pada komoditi (emas) uang. Dan tidak pada mata uang kertas biasa yang kini telah tak dapat ditukarkan.
Uang logam, aslinya hanyalah potongan logam-logam mulia yang sudah distandarisasi . Namun ia hanya punya kemungkinan untuk menggantikan logam atau uang kertas yang punya dukungan pemerintah, sehingga ia dapat beredar dan mengantikan kedudukan emas sebagaimana diminta oleh atau dalam peredaran . Manakala sejenis uang kertas secara berlebihan , maka nilainya dalam pertukaran akan merosot secara proporsional. Teori kuantitas ini, tampaknya berhasil diterapkan akhirnya, namun hanya untuk uang kertas . tidak emas.
Seksi 3
UANG
Uang dapat ditimbun ( diakumul;asi seperti persediaan emas yang statis) tanpa menggang sirkulasi, karena emas tetap di produksi dan dapat diperoleh para penimbun didalam pertukaran dengan komoditi lain. Timbunan-timbunan uang itu menjalankan suatu pungsi, sebab uang itu dapat dilepas atau diserap para penimbun begitu kebutuhan sirkulasi menanjak. Barang-barang dapat dijual dengan kredit . Dalam hal begini, pembayaran yang ditunda dan uang tidak terpakai untuk membeli komoditi, tetapi ditetapkan menjadi piutang. Uang juga dapat dilibatkan dalam transaksi yang tidak menggunakan komoditi.. Misalnya , untuk bayar pajak, sewa bus dsb. Apabila uang ditentukan menjadi piutang , ia lalu menjadi seperti alat pembayaran. Ia berperan sebagai alat pembelian , apabila komoditi dibeli kontan . Didalam sebuah sistim dimana kredit luas digunakan, piutang mempiutangi dapat menghemat penggunaan uang kontan. Transper melalui cek dan balans keuangan di bank , disini tidak dibicarakan karena kurang penting dalam zaman Marx, kebanding dewasa ini.
Didalam suatu krisis keuangan ( sebuah tingkat didalam krisis yang lebih umum tidak dibahas penuh disini), uang kontan tiba-tiba menjadi sangat dibutuhkan , begitu para pemberi pinjaman tidak mau lagi memperpanjang kredit-kredit .
Di satu negeri, uang emas dapat digantikan (uang logam, uang kertas) karena pengakuan pemerintah. Tapi balans transassi internasional, haruslah diatur melalui cadangan emas lantakan. Di sini lagi-lagi terdapat perubahan. Ada macam-macam mata uang nasional, terutama dollar amerika serikat yang kini digunakan pengganti emas. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, Praktek-praktek keuangan telah beruibah banyak semenjaak zaman Marx dan teori-teori haruslah memerlukan modifikasi sebelumnya ia dapat diterapkan dimasa dan lingkungan modern.