Ketika musim hujan telah tiba
Hati riang dengan gembira
Rintik hujan dan buihnya angin
Bukan suatu penghalang baginya
Janji memang janji tugas memang tugas
Karna kewajiban sang petani
Dinginnya rintik hujan, keroncongan
perut yang lapar menjanjikan kehidupan
hari demi hari, minggu demi minggu, bahkan
Bulanan jerih payah yang dinantikan, betapa
bahagianya panen raya telah tiba
Tapi apalah arti dari petani
perut yang keroncongan, dinginnya rintik hujan,
bahkan keringat yang berluluran
yang menjanjikan sanak keluarga bahagia
hanya bisa menahan isak tangis di dada
Begitu sanghyang sri yang hanya seharga 10,5 rupiah.
*Syair: Silfia Fitri Yani (Cilamaya), ditulis tahun 2004. Saat itu berusia 13 tahun.