Tempo Interaktif - Rohani, 24 tahun, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Rawa Gempol, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dikabarkan tewas di Oman.
Rustam, orang tua Rohani, mengatakan, sebelum mendapatkan kabar anaknya meninggal Senin (22/11), ia kerap mendapatkan telepon dari majikan anaknya. “Pesannya, Rohani dalam keadaan sehat walafiat,” kata Rustam. Karena itu, ia sangat terkejut ketika mendapatkan kabar dari PT Gayung Mula Ikif, perusahaan pengerah tenaga kerja yang menerbangkan Rohani ke Oman, bahwa Rohani meninggal. “Saya mendapatkan kabar dari pihak perusahaan, jenazah Rohani saat ini masih sedang proses di kepolisian Oman,” kata Rustam.
Ia dan keluarganya hanya bisa pasrah mendengar kabar buruk itu. Ia mengharapkan, pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja bisa mencari tahu penyebab anaknya meningga. “Supaya kami tidak dihantui rasa resah terus,” tutur Rustam.
Rohani, menjadi tenaga kerja di Oman sejak Maret lalu. Ia sempat mengirim uang hasil jerih payahnya sebagai pembantu untuk kepentingan keluarga senilai Rp3,6 juta.
Sementara itu, Nok Yanti, 26 tahun, seroang tenaga kerja asal Desa Mundusari, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, melompat dari rumah majikannya di Jawwad, Kota Jabariyah, Kuwait. Ia nekat melakukan hal itu lantaran tidak tahan hidup ditengah keluarga majikannya yang galak. Peristiwa itu terjadi pada medio 2009.
“Saya melakukan tindakan nekat karena menghindar dari rencana aksi perkosaan yang akan dilakukan majikan saya,” kata Yanti.
“Saya melakukan tindakan nekat karena menghindar dari rencana aksi perkosaan yang akan dilakukan majikan saya,” kata Yanti.
Pasca kejadian itu, Yanti dirawat secara intensif di salah satu rumah sakit. Lalu, dipindahkan ke kantor KBRI Kuwait untuk mendapatkan perawatan lanjutan selama tiga bulan. Ia baru bisa pulang ke Indonesia pada 1 Januari 2010 setelah mendapatkan bantuan KBRI Kuwait. (tempo)